Pages

Friday, March 29, 2013

Bahagiaku Untukmu



            “Aku sangat bahagia menjadi aku disisimu.
            “Benarkah?”
            “Iya, tentu. Ku mohon, tetaplah disisiku sebagaimana aku dan kamu.
            “Pasti.”
            “Aku pernah bermimpi memiliki seorang kakak laki-laki yang bisa mengerti aku, yang bisa menemaniku saat aku sedih dan tentu saja tidak menyebalkan seperti kakak laki-laki pada umumnya. Dan sekarang, aku sedang bersama seorang kakak laki-lakiku menelusuri hari bersama. Aku suka.”
            “Kakak laki-laki? Aku?”
            “Ya... oh, tentu bukan hanya itu. Aku juga sangat amat menyayangimu sebagai sahabatku yang palingggg baik. Kau tau? Hanya kamu yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk menemaniku bercerita dan mengeluarkan semua yang aku ingin ceritakan. Hingga akhirnya aku tertidur kelelahan karena ulahku sendiri yang terlalu bersemangat bercerita. Haha.”
            “Ada anggapan lain lagi tentangku? Mungkin.”
            “Hm...  Kau kakak laki-laki yang sangat amat ku idamkan. Kau juga sahabat yang paling mengerti diriku. Ya, kau bisa menjadi dewasa saat aku butuh kau menjadi dewasa. Didetik lain, kau bisa menjadi sahabat yang mengasikkan untukku.
            “Hm...”
            “Hei, jangan melihatku begitu. Jangan melambung tinggi.”
            “Oh, iya. Aku sahabatmu dan kakakmu. Kira-kira, bisakah semua ini berubah? Aku tidak lagi menjadi sahabat dan kakakmu. Mungkin bisa menjadi........”
            “Oh, tidak! Kumohon tetaplah menjadi kakak dan sahabat yang baik untukku. Jangan coba-coba untuk tinggalkan aku!
            “Maaf, bukan begitu maksudku.”
            “Ku mohon, berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan merubah segalanya pada kita dan tetap menjadi sahabat dan kakak yang baik untukku.”
            “Jika aku berjanji, kau akan bahagia?”
            “Tentu! Selamanya.”
            “Baiklah, aku tidak akan meninggalkanmu dengan alasan apapun.”
“Lalu?”
“Yaa... aku akan menjadi sahabat dan kakak laki-laki yang baik untuk wanita yang kini berada disampingku.”
“Selamanya?”
“Hm, ya. Selamanya.” 

0 komentar:

Post a Comment

Bahagiaku Untukmu



            “Aku sangat bahagia menjadi aku disisimu.
            “Benarkah?”
            “Iya, tentu. Ku mohon, tetaplah disisiku sebagaimana aku dan kamu.
            “Pasti.”
            “Aku pernah bermimpi memiliki seorang kakak laki-laki yang bisa mengerti aku, yang bisa menemaniku saat aku sedih dan tentu saja tidak menyebalkan seperti kakak laki-laki pada umumnya. Dan sekarang, aku sedang bersama seorang kakak laki-lakiku menelusuri hari bersama. Aku suka.”
            “Kakak laki-laki? Aku?”
            “Ya... oh, tentu bukan hanya itu. Aku juga sangat amat menyayangimu sebagai sahabatku yang palingggg baik. Kau tau? Hanya kamu yang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk menemaniku bercerita dan mengeluarkan semua yang aku ingin ceritakan. Hingga akhirnya aku tertidur kelelahan karena ulahku sendiri yang terlalu bersemangat bercerita. Haha.”
            “Ada anggapan lain lagi tentangku? Mungkin.”
            “Hm...  Kau kakak laki-laki yang sangat amat ku idamkan. Kau juga sahabat yang paling mengerti diriku. Ya, kau bisa menjadi dewasa saat aku butuh kau menjadi dewasa. Didetik lain, kau bisa menjadi sahabat yang mengasikkan untukku.
            “Hm...”
            “Hei, jangan melihatku begitu. Jangan melambung tinggi.”
            “Oh, iya. Aku sahabatmu dan kakakmu. Kira-kira, bisakah semua ini berubah? Aku tidak lagi menjadi sahabat dan kakakmu. Mungkin bisa menjadi........”
            “Oh, tidak! Kumohon tetaplah menjadi kakak dan sahabat yang baik untukku. Jangan coba-coba untuk tinggalkan aku!
            “Maaf, bukan begitu maksudku.”
            “Ku mohon, berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan merubah segalanya pada kita dan tetap menjadi sahabat dan kakak yang baik untukku.”
            “Jika aku berjanji, kau akan bahagia?”
            “Tentu! Selamanya.”
            “Baiklah, aku tidak akan meninggalkanmu dengan alasan apapun.”
“Lalu?”
“Yaa... aku akan menjadi sahabat dan kakak laki-laki yang baik untuk wanita yang kini berada disampingku.”
“Selamanya?”
“Hm, ya. Selamanya.” 

0 comments:

Post a Comment