Pages

Thursday, March 7, 2013

Cinta Dibalik Layar



         Melihatmu dari sudut pandang yang sekiranya tidak akan kau ketahui itu bagaikan melihat pelangi dari balik bukit. Menikmati keindahan ciptaan Tuhan tanpa disadari sang ciptaan. Tapi aku jauh lebih menikmati itu disbanding harus bertemu denganmu, berpapasan denganmu, melihatmu secara detail lebih dekat. Itu membuatku tidak bisa menikmati apa yang kupandang.
            Jika bertemu denganmu, aku lebih memilih menundukkan wajahku. Bukan justru melihatmu secara dekat. Karena, aku justru semakin sibuk menata degup jantungku. Aku terlalu takut. Takut saat berpapasan denganmu, kau berhasil mendengar degup jantungku. Aku tau, melihatmu dari jauh saja, bahkan dengan hanya mengingatmu, aku bisa seketika menjadi orang berdegup jantung ubnormal. Apalagi jika harus berpapasan denganmu. Semakin menjadi-jadi ledakan pada hatiku. Aku takut kau mendengarnya. Jadi, saat berpapasan hanya akan membuatku fokus dengan degup jantungku dan tidak sempat menata pandanganku padamu.

            Aku tau, mungkin memang hanya aku yang seperti ini. Seseorang yang jatuh cinta, namun hanya bisa dan mampu melihat sang pujaan hati dari balik layar yang tidak disadari sang pujaan. Tapi beginilah aku. Bagiku, jatuh cinta tidak butuh ekspose yang berlebihan. Aku lebih suka jatuh cinta seperti jalanku mencinta. Lagipula, apadaya kupaksakan hatiku diam namun ia tetap histeris tak berujung.

            Padahal, kau jelas tau aku mencintaimu. Begitu juga aku yang sudah mendapatkan pernyataan cintamu untukku. Tapi tetap saja, aku tidak suka kau tau aku melihatmu. Bahkan aku berpikir kau tidak pernah melakukan apa yang aku lakukan. Tapi diam-diam aku berharap, didalam ketidak tauanku dalam tatapanmu yang tertuju padaku, aku berharap kau juga melihatku dibaik layarmu yang kau setting sedemikian rupa. Ah, tapi aku tak tau bagaimana kenyataannya.

            Aku memang tak pernah menunjukkan secara langsung bahwa aku tidak baik-baik saja saat berpapasan denganmu. Tapi entahlah, jika gelagatku berubah menjadi kaku, saat kepiting rebus berwarna seperti wajahku, saat senyumku tidak sinkron dengan otakku. Entah jika semua itu secara tidak sengaja kutunjukkan dan kau menyadarinya.

            Kita yang saling jatuh cinta. Namun saling menjauh agar tak bertemu. Lucu. Namun muncul keunikkan yang menimbulkan kesan indah dalam hubungan yang kita buat sedemikian rupa adanya. Aku suka cara kita bersama. Aku suka caraku merasa mendekatimu. Aku suka saat aku merasa lebih dekat denganmu saatku menatapmu dalam duniaku. Aku suka semua hal yang ada dan tertuju padamu. 




0 komentar:

Post a Comment

Cinta Dibalik Layar



         Melihatmu dari sudut pandang yang sekiranya tidak akan kau ketahui itu bagaikan melihat pelangi dari balik bukit. Menikmati keindahan ciptaan Tuhan tanpa disadari sang ciptaan. Tapi aku jauh lebih menikmati itu disbanding harus bertemu denganmu, berpapasan denganmu, melihatmu secara detail lebih dekat. Itu membuatku tidak bisa menikmati apa yang kupandang.
            Jika bertemu denganmu, aku lebih memilih menundukkan wajahku. Bukan justru melihatmu secara dekat. Karena, aku justru semakin sibuk menata degup jantungku. Aku terlalu takut. Takut saat berpapasan denganmu, kau berhasil mendengar degup jantungku. Aku tau, melihatmu dari jauh saja, bahkan dengan hanya mengingatmu, aku bisa seketika menjadi orang berdegup jantung ubnormal. Apalagi jika harus berpapasan denganmu. Semakin menjadi-jadi ledakan pada hatiku. Aku takut kau mendengarnya. Jadi, saat berpapasan hanya akan membuatku fokus dengan degup jantungku dan tidak sempat menata pandanganku padamu.

            Aku tau, mungkin memang hanya aku yang seperti ini. Seseorang yang jatuh cinta, namun hanya bisa dan mampu melihat sang pujaan hati dari balik layar yang tidak disadari sang pujaan. Tapi beginilah aku. Bagiku, jatuh cinta tidak butuh ekspose yang berlebihan. Aku lebih suka jatuh cinta seperti jalanku mencinta. Lagipula, apadaya kupaksakan hatiku diam namun ia tetap histeris tak berujung.

            Padahal, kau jelas tau aku mencintaimu. Begitu juga aku yang sudah mendapatkan pernyataan cintamu untukku. Tapi tetap saja, aku tidak suka kau tau aku melihatmu. Bahkan aku berpikir kau tidak pernah melakukan apa yang aku lakukan. Tapi diam-diam aku berharap, didalam ketidak tauanku dalam tatapanmu yang tertuju padaku, aku berharap kau juga melihatku dibaik layarmu yang kau setting sedemikian rupa. Ah, tapi aku tak tau bagaimana kenyataannya.

            Aku memang tak pernah menunjukkan secara langsung bahwa aku tidak baik-baik saja saat berpapasan denganmu. Tapi entahlah, jika gelagatku berubah menjadi kaku, saat kepiting rebus berwarna seperti wajahku, saat senyumku tidak sinkron dengan otakku. Entah jika semua itu secara tidak sengaja kutunjukkan dan kau menyadarinya.

            Kita yang saling jatuh cinta. Namun saling menjauh agar tak bertemu. Lucu. Namun muncul keunikkan yang menimbulkan kesan indah dalam hubungan yang kita buat sedemikian rupa adanya. Aku suka cara kita bersama. Aku suka caraku merasa mendekatimu. Aku suka saat aku merasa lebih dekat denganmu saatku menatapmu dalam duniaku. Aku suka semua hal yang ada dan tertuju padamu. 




0 comments:

Post a Comment