Jangan bertingkah seolah kau satu-satunya
bintang jatuh didunia. Jangan menganggap diriku hanya bisa menggantungkan
harapanku padamu saja. Jangan berharap aku akan
terus menggantungkan harapanku pada satu bintang jatuh yang tak kunjung
mengabulkan harapanku.
Percayalah, kau bukanlah satu-satunya
bintang jatuh didunia. Masih banyak
bermilyar-milyar bintang jatuh didunia yang bisa kugantungkan harapanku pada
mereka. Masih banyak pula bintang-bintang yang belum terjatuh dan mungkin
akan terjatuh yang bisa kuharapkan.
Kau hanyalah seonggok
bintang jatuh yang kebetulan tergelincir hingga kehadapanku. Mungkin memang
hanya kau yang kini tertera dihadapanku, tapi nyatanya tak hanya kau sang
bintang jatuh. Mungkin dan memang pasti suatu saat nanti aku melihat bintang
jatuh lain yang mungkin bisa lebih cepat mengabulkan harapanku tanpa terlalu
lama digantungkan begitu saja.
Jika kau tidak berniat mengabulkan
harapanku, aku akan dengan ikhlas melepaskanmu kembali kelangit dan
membiarkanmu terjatuh dihadapan pengharap lain. Jika memang itu terjadi, aku
rela membuang malamku menunggu bintang jatuh yang cahayanya lebih nyata
dimataku dan juga bisa menyatakan harapanku.
Jika kau berniat mengabulkan harapanku,
cobalah jangan bertingkah angkuh padaku. Aku memang
hanya seorang pengharap yang sedang berharap besar padamu, wahai bintangku.
Tapi cobalah untuk yakinkanku, bahwa aku tidak menyia-nyiakan malamku untuk
menunggumu terjatuh dihadapanku. Yakinkanku bahwa aku tak sia-sia menghabiskan
waktuku menggantungkan harapanku padamu. Cobalah tunjukan pintu magis pembawa
kenyataan pada harapanku.
Kau hanyalah bintang jatuh yang terjatuh.
Yang kemudian kugantungkan harapanku pada satu-satunya bintang yang tergelincir
hingga dihadapanku. Kemudian kau gantungkan kembali harapan itu. Hingga aku
lelah dan mencoba menerbangkanmu kembali keangkasa luas. Dan pada akhirnya kau terjatuh kembali diantara milyaran
pengharap lain. Bukan aku.
0 komentar:
Post a Comment